Senin, 22 April 2013

Cinta Amniotik : (Catatan Kecil Untuk si Kecil)

(Teruntuk si kecil yang berada di rahimku, apa kabarmu sayang?
Ibu di sini baik dan Alhamdulillah sehat, Nak.. 
Ayah juga sehat dan baik. Kamu di dalam sana bagaimana sayang?)  


Taken From : Cinta Amniotik-nya DEE LESTARI

Beberapa hari lagi sebelum kehadiranmu, atau bahkan beberapa jam? Aku tak persis tahu. Banyak yang ingin kuucapkan, tapi sepertinya kaulah yang sudah tahu. Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama. Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuhku, tapi tetap saja, di sini aku menanti kehadiranmu.

Perjalananmu kelak hanyalah dari perutku menuju dekapanku. Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua. Mengubah dunia.

Saat kau tiba, aku tak lagi menjadi manusia yang sama. Dan kau juga akan melihat dunia yang berbeda: terra firma. Selapis kulit saja tabir yang membatasi kita, tapi sungguh berkuasa.

Perjalananmu, kata kau dulu, adalah perjalanan yang akan mengingatkan mereka yang lupa. Termasuk aku. Keterpisahan adalah ilusi. Dunia jasad dan dunia roh, dunia materi dan dunia energi; hanyalah dua sisi dari koin yang sama. Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti wujud. Dan sepanjang perjalanan bernama hidup, kau dan aku, kita semua, hanya berjalan menembusi satu tabir itu saja. Membolak-balik koin yang sama. Menyeberangi selapis kulit dan daging sebagaimana yang membatasi kita kini.

Kau datang, dengan segala kegenapanmu. Kau datang, bahkan sudah dengan nama. Kau datang, dengan segala pelajaran dan kebijaksanaan. Namun kau juga akan sejenak lupa, katamu dulu. Sama seperti kita semua yang dibuat lupa saat menyeberangi tabir itu. Tolong ingatkan aku, pintamu. Aku memilihmu karena kita pernah sama-sama berjanji pada satu sama lain, lanjutmu lagi. Saat kita berdua masih sama-sama ingat. Saat kita berdua masih sama-sama di sisi lain dari koin ini.

Entah bagaimana harus aku mencintaimu. Kau lebih seperti guru sekaligus sahabat. Waktu kau tiba dalam bentuk mungil dan rapuh nanti, biarlah alam yang mengajarkanku untuk mencintaimu lagi dari nol. Seolah kita tak pernah bertemu sebelumnya, seolah kita tak pernah bercakap-cakap bagai dua manusia dewasa, karena dalam bahasa jiwa semua “seolah” yang kusebut barusan tiada guna. Waktu, usia, dan perbedaan jasad kita, lagi-lagi hanyalah hadiah dari sisi koin di mana kita sekarang tinggal. Hadiah yang harus direngkuh dan diterima.

Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu. Aku ingin bilang, mereka salah. Kamulah yang mengandungku. Seorang ibu yang mengandung anak di rahimnya sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi. Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa. Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya.

Terima kasih telah mengandungku; menempatkanku dalam rimba amniotik di mana aku belajar ulang untuk mengapung bersama hidup, untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan. Kini dan nanti. Manis, pahit, sakit, senang, kau ajari aku untuk berenang bersama itu semua, sebagaimana kau tengah berenang dalam tubuhku dan merasakan apa yang kurasa, mengecap apa yang kumakan, menghirup udara yang kuendus—tanpa bisa pilih-pilih. Kau terima semua yang kupersembahkan bagimu.

Terima kasih untuk perjalanan ini. Untuk pilihanmu datang melalui aku. Untuk proses yang tak selalu mudah tapi selalu indah.

Aku tak sabar untuk mengenalmu lagi. Lagi dan lagi.

Selasa, 09 April 2013

BELANDA, Penjinak Lautan

Alangkah bahagianya bisa menceritakan sekaligus bisa menyaksikan langsung kehebatan tangan-tangan manusia yang berhasil “menjinakkan” Negeri Kincir Angin dengan populasi penduduknya terpadat kedua di Eropa sekitar 15,8 juta orang dan luas Negaranya yang kecil ± 41.548 km².

Belanda adalah satu-satunya Negara yang berada di bawah ancaman banjir dan pasang  surutnya air laut yang ganas. Selama ribuan tahun bangsa Belanda telah belajar bagaimana cara menjinakkan kondisi unik Negaranya yang berada ± 1 meter di atas permukaan laut.

Belanda merupakan kiblat dalam teknologi pengelolaan air dan konstruksi bendungan. Pengalaman lebih dari 2000 tahun menghadapi gempuran ombak telah membentuk budaya masyarakat belanda terus was-was dan gelisah sehingga terus menerus berupaya untuk memperbaiki keadaan melalui teknologi konstruksi bangunan yang semakin canggih untuk mengamankan diri mereka.


Delta works merupakan sebuah pencapaian tertinggi dalam konstruksi besar di lautan karena dibangun dengan menghadapi arus laut, gelombang dan karakter tanah yang bervariasi. Design dan teknik yang digunakan menggambarkan inovasi dan kerjasama yang kuat antara para geologist dan insinyur yang memberikan penerapan penting dalam berbagai aspek dari konstruksi yang berhubungan dengan pantai dan lepas pantai. Pembuatan konstruksi ini pun memperhatikan aspek lingkungan dan sosial sehingga ekologi pantai sekitarnya tidak terganggu dan kehidupan nelayan dan kelancaran arus lalu lintas pelabuhan tidak terganggu. Inovasi yang luar biasa ini merupakan hasil dari budaya inovatif masyarakat Belanda yang konon terbentuk dari interaksi ribuan tahun dengan laut.

Salah satu Kota Unik yang berhasil “dijinakkan” oleh tangan-tangan hebat bangsa Belanda menurut saya terletak di sebuah tempat yang bernama “Geytenhorn”. Menurut sumber yang saya baca, awal mulanya terbentuknya Desa ini adalah dari sebuah bencana banjir besar St. Elizabeth pada tahun 1170, air naik dan tergenang seperti sungai dan mengelilingi sepanjang Desa, sehingga Desa ini tampak seperti terapung. segala aktifitas perjalanan di Desa ini hanya bisa menggunakan tranportasi air seperti perahu. Belanda mampu memanfaatkan bencana yang terjadi di Desa ini menjadi suatu Desa yang cantik dan unik yang jarang ditemukan di tempat lain.  

Masih ingat kapal Tragedi Kursk dua belas tahun lalu? Kursk adalah sebuah kapal selam Nuklir milik Rusia yang meledak dengan kekuatan 2-3 Ton TNT dan menyebabkan getaran didasar laut hingga 4.2 Skala Richter, lalu tenggelam 135 detik kemudian. Sebayak 118 awak kapal terkubur di dasar laut bersama kapal selam kebanggaan Rusia. Cukup lama kapal selam kebanggaan Rusia tersebut dibiarkan di dasar laut. Belandalah yang inisiatif mengangkat kapal selam tersebut. Sebuah negeri kecil yang tidak banyak orang akan menyangka akan kehebatannya mampu membantu negeri besar yang raksasa apabila dibandingkan dengan Belanda.

Merupakan suatu pencapaian yang luar biasa jika suatu hari nanti saya bisa menginjakkan kaki di Negeri Belanda. Saya ingin merasakan udara penuh semangat dari budaya masyarakat Belanda yang terus berekplorasi dari masa ke masa untuk kesejahteraan dan keamanan Bangsanya dan juga umat manusia di muka Bumi.

Untuk itu kita patut belajar ke Belanda bagaimana proses pembelajaran dan interaksi dengan air selama bertahun-tahun. Belanda telah belajar bagaimana menjinakkan lautan. Belanda telah belajar bagaimana memaksimalkan kekurangan Negaranya menjadi suatu kelebihan yang membanggakan. Bagaimana dengan Negara Anda? ^.*

Source Picture From : http://patz.org/images/delta%20project.jpg